Jakarta – SIS Group of Schools, sekolah internasional yang sudah mendapakan banyak penghargaan global kali ini menggandeng Cambridge International Education (Cambridge) untuk menunjukkan bagaimana pendidikan internasional berkualitas tinggi dapat dihadirkan dengan lebih terjangkau kepada berbagai kalangan.
Inisiatif ini diawali dari obrolan antara Pendiri dan Ketua SIS sekaligus Inspirasi Group of Schools, Jaspal Sidhu, dengan Rod Smith selaku Group Managing Director Cambridge, saat kunjungannya ke Indonesia, belum lama ini.
Cambridge kemudian melakukan review independen di sejumlah sekolah SIS di Indonesia, yang berfokus pada bagaimana SIS dapat menjaga standar kelas global, namun tetap menjaga biaya yang terjangkau, sebuah tantangan yang dirasakan banyak penyelenggara maupun lembaga pendukung pendidikan di seluruh dunia.
Dipimpin oleh Director of International Network Cambridge, Ben Schmidt, tim senior Cambridge mengunjungi sekolah SIS di dua lokasi berbeda, yakni SIS South Jakarta yang berada di kota besar, dan SIS Palembang di Sumatra yang melayani komunitas regional.
Penilaian mereka bukan cuman soal kurikulum. Tim Cambridge juga berbicara langsung dengan pimpinan sekolah, guru, orang tua, dan murid. Mereka menilai model biaya SIS, program pengembangan guru, dan strategi operasional yang dijalankan.
Dari hasil review tersebut, didapati beberapa hasil utama, yakni:
1.Integrasi Kurikulum Cambridge: SIS konsisten menggunakan Cambridge Primary, Lower Secondary, dan IGCSE di semua kampusnya.
2. Efisiensi operasional: SIS punya cara sendiri yang cermat dalam mengatur pembelajaran dan sumber daya, sehingga biaya bisa ditekan tanpa mengorbankan hasil belajar.
3. Investasi pada guru: Cambridge menyoroti komitmen kuat SIS dalam melatih guru melalui program resmi Cambridge, sehingga dampaknya terasa langsung di kelas.
4. Akses pendidikan berkualitas: Model yang bisa diterapkan di berbagai kota, menggabungkan mutu akademik, kesejahteraan siswa, dan biaya terjangkau.
SIS Group of Schools mengundang Cambridge untuk membagikan temuan ini ke komunitas pendidikan internasional, agar sekolah lain bisa mencontoh dan menyesuaikan model yang sudah terbukti berhasil ini.
Kolaborasi ini melanjutkan pengakuan global yang sudah diraih SIS, termasuk penghargaan bergengsi dari World Bank (IFC) dan Financial Times pada 2019 atas inovasi mereka di bidang pendidikan.
“Kami berhasil menekan biaya sekolah lewat model Half-Fees yang telah mendapatkan penghargaan dan lewat kerangka pelatihan guru EFFECTOR. Kami membuktikan kurikulum Cambridge tetap bisa dijalankan dengan kualitas tinggi, tapi dengan biaya lebih rendah, bahkan di kota kecil atau berkembang,” ujar Jaspal Sidhu dalam keterangannya, Senin, 8 September 2025.
Di sisi lain, Chief Operating Officer (COO) SIS Group of Schools, Andrew Paterson menyampaikan jika pihaknya berupaya untuk memberikan pendidikan internasional yang terjangkau kepada masyarakat, bukan sekadar untuk meningkatkan akses dan mutu edukasi di tengah masyarakat, namun juga memotivasi para siswa untuk berkontribusi bagi bangsa dan negaranya.
“Kita memastikan bahwa kita menginspirasi siswa kami, tak hanya untuk pergi dan berkarier di luar negeri, tapi juga untuk kembali ke Indonesia dan berinvestasi di Indonesia. Jadi, kita memotivasi mereka untuk menggunakan skill mereka secara positif untuk negara ini,” ujar Andrew saat acara panel diskusi bertajuk “Learn How SIS and Cambridge Make International Education More Accessible and Affordable” di SIS South Jakarta, Senin, 8 September 2025.
Sementara itu, Senior Country Manager Cambridge untuk Indonesia, Dianindah Apriyani mengungkapkan jika kurikulum Cambridge yang diterapkan di sejumlah sekolah di Indonesia, termasuk di SIS, bukan untuk menggantikan kurikulum nasional. Namun, untuk memperkaya dan saling melengkapi antara satu kurikulum dengan kurikulum lainnya.
“Jadi, mereka mengintegrasikan kurikulum nasional dan kurikulum Cambridge, sebuah jalan ke kualifikasi Cambridge. Dan ini berjalan dengan baik, sudah banyak contohnya, entah itu di sekolah swasta maupun negeri,” cetus Dian.
Dian menegaskan, yang paling utama dari semuanya adalah bagaimana pihaknya dapat menyediakan kurikulum pendidikan yang tidak terdapat pada kurikulum yang sudah ada. Oleh karenanya, sistem edukasi internasional harus menyediakan kurikulum berstandar global yang berlandaskan pada konteks lokal.
Pihaknya pun senang bisa bekerja sama dengan SIS Group of Schools dalam inisiatif penting ini. Komitmen SIS untuk menjaga biaya tetap terjangkau tanpa mengorbankan kualitas sejalan dengan misi Cambridge, yaitu membuka akses pendidikan internasional untuk lebih banyak siswa di dunia.
“Untuk di Indonesia, boleh dibandingkan (biaya sekolah antara SIS dengan lainnya). Model SIS menunjukkan bagaimana inovasi dan kerja sama bisa menghadirkan pendidikan global ke lebih banyak komunitas,” tukas Dian. SW