Di balik layar dunia perbankan yang dinamis, terdapat dua srikandi yang menorehkan kisah sukses mereka dengan penuh dedikasi dan perjuangan.
Mereka bukan hanya profesional yang terampil, tetapi juga wanita yang menjalani perjalanan panjang penuh tantangan.
Srikandi-srikandi ini adalah Lie Phing, Direktur Bisnis Bank Index dan Jap Chin Phing, Direktur Kredit Bank Index – dua perempuan yang mengukir karier cemerlang di Bank Index, merupakan sosok nyata lady banker yang berhasil menduduki pucuk pimpinan dari posisi bawah, hingga akhirnya mampu berperan penting dalam mendorong transformasi perbankan menuju era digital.
Lie Phing, memulai kariernya di industri perbankan Tanah Air pada tahun 1997 di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Ketika banyak orang ragu untuk terjun ke dunia yang penuh ketidakpastian, ia justru memilih untuk bergabung dengan sebuah bank.
Awalnya, ia terjun sebagai marketing di Bank Ekonomi Raharja (sekarang Bank HSBC Indonesia), namun tak butuh waktu lama bagi dirinya untuk membuktikan kemampuannya. Dalam waktu setahun, ia dipromosikan menjadi Branch Manager Bank Ekonomi Raharja cabang Medan dan kemudian dimutasi ke Batam.Setelah itu, kariernya terus menanjak.
Ia ditransfer ke Jakarta sebagai SVP Business Banking Region Head & PJS SVP Retail Banking & Wealth Management Sumatera Region, dan belajar lebih banyak tentang bagaimana mengelola sebuah tim besar dan memperkuat hubungan dengan klien.
Keberhasilan demi keberhasilan membawanya ke Bank Index, tempat di mana ia akhirnya dipercaya menjadi Direktur Bisnis pada 2019.
Meski sudah lebih dari 20 tahun berada di industri perbankan, wanita kelahiran Sumatera Utara pada 1974 ini tetap merasa tantangan baru selalu datang, terutama di tengah pergeseran besar dunia perbankan yang semakin digital dan terhubung.
Di Bank Index, ia dan timnya berusaha menunjukkan bahwa bank konvensional masih sangat relevan di era digital ini. Untuk itu, Bank Index tidak hanya berfokus pada angka-angka finansial, tetapi juga pada pembangunan hubungan yang lebih dekat dengan nasabah.
Salah satu momen yang paling berkesan baginya adalah saat pandemi COVID-19 melanda. Di tengah ketidakpastian yang melanda dunia, ia memutuskan untuk menjaga hubungan dengan nasabah melalui cara yang berbeda.
“Kami mengadakan online coffee break. Kami mengirimkan kopi dan snack kepada nasabah dan mengundang mereka untuk bergabung dalam sesi pertemuan secara virtual. Kami ingin mereka tahu bahwa Bank Index ada untuk mereka, bahkan di saat-saat sulit seperti itu,” jelasnya.
Kreativitas dan inovasi memang sangat diperlukan, tetapi pada akhirnya, hubungan yang terjaga adalah kunci utama. Berkat pendekatan tersebut, hubungan dengan nasabah tetap terjalin erat meski banyak hal berubah.
Sebagai seorang pemimpin, Lie Phing menekankan pentingnya visi yang jelas dan terukur.
Dalam setiap langkah strateginya, ia menggunakan Key Performance Indicators (KPI) untuk memastikan bahwa seluruh tim berjalan menuju tujuan yang sama.
“Saya tidak hanya berbicara soal angka. Saya ingin setiap orang di tim tahu bahwa usaha keras mereka akan membuahkan hasil,” ungkapnya.
Baginya, penting untuk selalu mendengarkan pendapat tim, namun ketika keputusan sudah diambil, semua harus berjalan bersama dengan penuh komitmen.
Dengan ratusan karyawan yang tersebar di seluruh cabang Bank Index di Indonesia, Lie Phing memimpin tim bisnis dengan sikap terbuka dan demokratis, namun tetap menjaga kedisiplinan dan tanggung jawab.
Bagi Lie Phing, salah satu pencapaian besar dalam kariernya adalah mampu membawa Bank Index meraih predikat sebagai bank dengan kinerja sangat baik versi Majalah Infobank selama 20 tahun berturut-turut. Namun, ia tidak berhenti di situ.
“Ke depan, saya ingin menjaga dan meningkatkan pencapaian ini, sekaligus memastikan bahwa Bank Index tetap menjadi pilihan utama bagi nasabah,” tutur wanita yang gemar olahraga Yoga ini.
Srikandi lain yang turut berkontribusi terhadap kemajuan Bank Index, adalah Chin Phing. Wanita kelahiran Bandung, Jawa Barat tahun 1969 ini memulai kariernya di industri perbankan sebagai teller remittance di Hongkong Bank Cabang Bandung, dan kemudian berpindah ke divisi-divisi lainnya, yakni Trade Finance dan Finance/Accounting.
Chin Phing kemudian menghabiskan lebih dari 18 tahun kariernya di Bank OCBC NISP, yang sebelumnya dikenal sebagai Bank NISP.
Di sana, iya memimpin berbagai posisi penting dari Pimpinan Cabang Pembantu hingga Pimpinan Regional/Kanwil, hingga terakhir menjabat sebagai Corporate Banking/Enterprise Banking Division Head. Setelah berkarya di Bank OCBC NISP, Chin Phing melanjutkan karier di Bank Mayora sebagai Direktur Bisnis selama tujuh tahun.
Lalu, pada awal 2021, di tengah pandemi COVID-19 yang penuh tantangan, ia memutuskan untuk bergabung dengan Bank Index. Di sini, dan Chin Phing ditempatkan di posisi yang strategis dan penuh tantangan, yakni Direktur Kredit. Meski dunia masih bergulat dengan pandemi, tantangan yang datang justru semakin mematangkan kemampuan kepemimpinannya.
“Selama hampir dua tahun, saya tidak bertemu dengan tim secara langsung. Semua koordinasi dilakukan secara virtual. Tapi meskipun begitu, target tetap harus tercapai, proses dan perubahan tetap harus berjalan,” kata lulusan National Chengchi University, Taipei – Taiwan, jurusan Banking & Finance ini.
Sebagai Direktur Kredit Bank Index, Chin Phing memimpin sejumlah perubahan besar.
Di masa pandemi sampai dengan sekarang, ia memimpin transformasi digitalisasi proses kredit, yang awalnya masih manual, menjadi lebih otomatis. Berkat ketekunan dan kerja keras di bawah kepemimpinan Chin Phing, proses kredit di Bank Index kini berjalan lebih cepat dan efisien, dengan berbagai sistem yang lebih terintegrasi.
Chin Phing, menekankan pentingnya untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap langkah karier. Menurutnya, untuk meraih sukses, seseorang harus konsisten untuk menjadi yang terbaik di bidangnya.
Kesuksesan membutuhkan perjuangan yang terus-menerus, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
“Selain itu semangat belajar dan kemampuan beradaptasi juga menjadi sangat penting, terutama dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di dunia perbankan,” tutupnya. (*) AUS