Jakarta— Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPP PDIP menyidir keluarga Presiden Joko Widodo yang banyak terlibat dalam kontestasi politik.
Menurutnya, baru di era saat ini seorang menantu hingga anak dari pemimpin negara disiapkan untuk bertarung di dunia politik.
Pernyataan Djarot ini menyusul pengusungan kembali Wali Kota Medan, Bobby Nasution pada pemilihan gubernur Sumatera Utara (Sumut) 2024.
“Apakah kita membangun sistem demokrasi dengan pendidikan politik. Bobby dibiarkan melawan kotak kosong? Melawan kotak kosong atau tidak tergantung PDI Perjuangan. Sambil ini kita melihat sejarah yang perlu dicatat. Sejarah perpolitikan yang perlu kita catat bersama,” ujar Djarot kepada di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2024).
Djarot mengatakan, hanya di masa pemerintah Jokowi anak-anak, menantu dan keluarga terdekat Presiden terlibat aktif di dalam politik.
Padahal, katanya, hal seperti ini tak pernah dilakukan oleh mantan-mantan presiden sebelumnya mulai di era Soekarno, hingga Susilo Bambang Yudhoyono.
“Baru kali ini. Mulai dari anaknya, menantunya, mungkin cucunya, mungkin saudaranya akan disiapkan. Di dalam demokrasi prosedural, oke boleh. Tapi di dalam demokrasi, di dalam politik itu ada etika, ada moral,” tegasnya.
Ia lantas membandingkan situasi semacam in dengan orde baru kala dipimpin oleh Presiden RI kedua, Soeharto.
Kata Djarot, meski Soeharto memimpin selama puluhan tahun, ia tidak pernah melibatkan anak hingga menantunya terjun langsung ke politik. Djarot bahkan berujar bahwa pendidikan politik di era sekarang tak layak disebut baik.
“Ini pendidikan politik yang kurang baik. Di zaman Pak Harto selama sekian puluh tahun itu tidak pernah anak-anaknya terlibat politik praktis cuma dia di bisnis. Sekarang ini politik iya, bisnis iya,” terangnya.
Ia menyoroti majunya Bobby Nasution di kontestasi Pilgub Sumatera Utara 2024. Menantu Jokowi ini disebut-sebut telah mendapatkan dukungan yang besar dari sejumlah partai.
Meski demikian, hal tersebut tak lantas menjadi jaminan bahwa Bobby dapat memenangkan Pilgub Sumut.
“Jangan punya persepsi bahwa seseorang yang didukung dengan koalisi gajah itu pasti menang. No! Di dalam pilkada itu yang bertarung, yang berlaga, yang bertanding itu adalah figur, orang. Bisa nggak dia mendapatkan dukungan dari akar rumput,” tandas Djarot.
Djarot kemudian berujar bahwa PDIP akan mendengarkan aspirasi anggota partai dan rakyat soal Calon Gubernur Sumut yang diusung pihaknya.
Ada sejumlah nama yang tengah dipertimbangkan, seperti eks Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan eks Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan. (*) Ranu Arasyki Lubis