Jakarta – Transformasi digital kembali menjadi fokus utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dalam mendukung program Koperasi Desa Merah Putih.
Direktur Commercial Banking BRI, Alexander Dippo Paris menegaskan, penerapan sistem transaksi berbasis digital akan memperkuat koperasi agar lebih inklusif dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Transformasi digital tidak bisa dihindari. Melalui Koperasi Merah Putih, kami memastikan koperasi dapat memanfaatkan layanan transaksi modern agar anggota maupun masyarakat desa lebih mudah mengakses layanan keuangan,” ujarnya.
Hal itu disampaikan Alexander saat menjadi pembicara dalam The Asian Post – Indonesia Economic Summit 2025: Sinergi Perbankan, BUMN dan Swasta untuk Mendukung Asta Cita Koperasi Desa Merah Putih, di Shangri-La Hotel Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Langkah digitalisasi koperasi ini diperkuat lewat sinergi dengan sejumlah BUMN. Telkom, misalnya, berperan dalam penyediaan infrastruktur jaringan dan logistik berbasis teknologi. Sedangkan BRI menghadirkan ekosistem pembayaran digital melalui Agen Laku Pandai serta aplikasi perbankan yang terintegrasi langsung dengan koperasi.
“Dengan platform digital, transaksi koperasi bisa lebih transparan, cepat, dan akuntabel. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat sekaligus memperkuat posisi koperasi sebagai tulang punggung ekonomi lokal,” jelas Alexander.
Sebagai bentuk komitmen, BRI mengoptimalkan jaringan 1,1 juta AgenBRILink, lebih dari 4.000 Desa BRILian, dan 33 ribu klaster usaha binaan. Platform LinkUMKM juga dimanfaatkan oleh 10,6 juta pelaku usaha untuk memperluas akses pasar.
Tak hanya itu, BRI telah mengintegrasikan 54 Rumah BUMN sebagai pusat pelatihan dan pembinaan UMKM berbasis kolaborasi antar-BUMN. “Kami tidak hanya menyalurkan kredit, tetapi juga membangun ekosistem pendukung agar koperasi dan UMKM dapat berkembang berkelanjutan,” tambah Alexander.
Kinerja penyaluran pembiayaan pun semakin menguat. Hingga September 2025, BRI telah menyalurkan Rp1,2 triliun kepada 306 koperasi melalui skema channeling maupun executing.
Penyaluran ini memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit komersial guna memperkuat modal kerja, investasi, hingga kapasitas usaha koperasi.
“Digitalisasi memungkinkan koperasi tidak hanya menjadi lembaga pembiayaan, tetapi juga pintu masuk ekonomi kerakyatan yang modern dan berdaya saing. Tujuan akhirnya adalah pemerataan ekonomi melalui teknologi, sehingga desa-desa dapat berkembang sejajar dengan pusat kota,” tutup Alexander. (*) Ayu Utami