Yogyakarta— Ketekunan dan kedisiplinan merupakan kunci sukses bagi banyak orang. Tidak terkecuali bagi para wanita yang meniti karir di industri keuangan.
Ialah Direktur Umum dan Kepatuhan BPR Bapas 69 Dyah Retno Adiani. Srikandi asal Kota Magelang, Jawa Tengah ini menekankan pentingnya dua prinsip hidup tersebut dalam bekerja.
Dyah mengawali karirnya di dunia perbankan sebagai seorang sekretaris sejak 1988 silam. Jabatan sekretaris kala itu menjadi posisi yg cukup strategis.
Di usianya yang relatif muda saat itu, Dyah banyak mengurus administrasi, berbagai regulasi, dan kerap diperkenalkan dengan para pejabat. Sebagai seorang sekretaris, Dyah mengasah dirinya untuk selalu teliti, tekun, dan tepat waktu dalam bekerja.
Hal itu membuat dirinya dipercaya untuk ditempatkan dalam divisi-divisi lainnya. Maka, pada tahun-tahun selanjutnya, Dyah bergabung dengan tim SDM, kemudian menjadi teller, dan bertugas di biro umum.
Berbekal pengalaman itu, Dyah kemudian diangkat sebagai direksi pada 2017. Jabatan nya kemudian di perpanjang dua kali, yakni pada 2017—2021 dan 2021—2026.
Kepada Asian Post Dyah bercerita bahwa
Ia merupakan seorang yang menghargai waktu.
Seringkali Dyah hadir lebih awal di setiap acara. Prinsil kecil itulah yang selalu ia bagikan kepada pegawai yang ada di lingkungan Bapas 69. Selain itu, ia berupaya menjadi role model Dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Kalau saya tidak terlibat di situ [beradaptasi], akhirnya nanti saya akan tergilas. Semngat kebersamaan dan Semngat kekeluargaan yang ada di bank Bapas itu kemudian menjadi salah satu penguat kita untuk mengembangkan Bapas 69,” ujarnya.
Di saat menjabat sebagai direktur, ia berupaya mengukuhkan budaya kepatuhan di setiap unit kerja, meningkatkan awarness karyawan, sehingga menciptakan tata kelola bank yang baik di setiap lini kerja.
Maka, untuk mencapai hal itu ia tengah menyiapkan kaderisasi SDM. Menurutnya kaderisasinterhadap pegawai menjadi hal krusial yang tak dapat dikesampingkan. Sebab, bagi dia SDM merupakan aset yang sangat berharga di Bapas 69.
“Sebagus apa pun aturan di era digital dan sebagai nya, kalau enggak di dukung SDM sebagai aset perusahaan ya sama saja. Jadi, artinya saya menjadi influencer untuk teman-teman yang ada di Bapas 69,” ujar nya.
Sejalan dengan itu, Dyah menjelaskan bahwa Bapas 69 sebagai bank rakyat kebanggaan masyarakat Magelang saat ini semakin tangguh. Bapas 69 sudah memiliki 21 kantor kas dan empat kantor cabang yang tersebar di Magelang, dan satu kantor pusat. Oleh sebab itu, seiring makin besarnya pengembangan bisnis dan aset korprorasi, ia juga terus meningkatkan kesehatan perusahaan.
“Bapas itu pengen tumbuh jadi bank yang tidak hanya besar, tapi juga sehat. Sehat itu mestinya rasio keuangan dan rasio apa pun mestinya bagus, termasuk complience juga dan memberi manfaat bagi masyarakat dan stakeholder,” ungkapnya.
Saat ini, katanya, porsi penyaluran kredit di sektor UMKM kredit di Bapas 69 masih terkonsentrasi untuk kredit kepada para pegawai, meski di dua tahun terakhir kredit untuk UMKM naik 10%. Maka tidak heran, 60% dari porsi kredit diberikan di segemen multiguna pegawai dan 40% sisanya untuk kredit UMKM.
“Dulu porsinya lebih banyak yang pegawia, 70:30 memang. Tapi karena eranya pandemi kita lebih tonjolkan lagi dari sisi kredit UMKM-nya. Jadi yang pegawai dikurangi. Kita blow up dari sisi bisnis,” pungkasnya.
Kesuksesan yang ditorehkan Dyah menghantarkan dirinya menjadi salah satu wanita berpengaruh di industri jasa keuangan. Maka, pada 12 Mei 2023 Majalah Infobank memberikan kehormatan kepadanya dengan memberikan anugerah “Top 100 Most Outstanding Women 2023”.
Tidak hanya Dyah, Infobank juga memberika penghargaan kepada eksekutif wanita yang berhasil masuk jajaran “Top 100 Most Outstanding Women 2023” karena dinilai memberikan kontribusi terbaiknya kepada institusi tempatnya berkarier, baik di bank umum, bank syariah, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Pembangunan Daerah (BPD), perusahaan asuransi, BUMN, kementerian, maupun di otoritas keuangan. (*) RAL