Jakarta— Presiden Joko Widodo mengungkapkan tiga persoalan yang akan dibahas di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 yang akan dilangsungkan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 19-11 Mei 2023
Hal pertama yang akan dibahas ialah perdagangan manusia (human trafficking), terutama yang menyangkut online scam. Presiden menyebut, selama ini korban perdagangan manusia kerap terjadi di kawasan ASEAN dan sebagian besar merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).
Kepala negara menyebut, baru-baru ini pemerintah Indonesia telah menyelamatkan 20 WNI korban perdagangan manusia dari Myanmar.
“Ini betul-betul suatu yang tidak mudah karena lokasinya berada di wilayah konflik. Dan juga pada 5 Mei yang lalu otoritas Filipina dan perwakilan negara lainnya, termasuk Indonesia telah berhasil menyelamatkan 1.048 orang dari 10 negara. Dan 143 orang di antaranya adalah dari Indonesia,” ujar Presiden dalam konferensi pers, Senin (8/5/2023).
Jokowi menegaskan bahwa kejahatan perdagangan manusia harus diberantas tuntas dari hulu sampai hilir. Maka dari itu, nantinya di dalam KTT ASEAN 2023 akan diadopsi dokumen kerja sama penanggulangan perdagangan orang akibat penyalahgunaan teknologi.
Persoalan kedua yang akan dibahas di dalam KTT tersebut berkaitan dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar. Menurut Presiden, kondisi Myanmar saat ini sangat kompleks dan sudah berlangsung lebih dari 7 dekade. Sebagai ketua ASEAN, Indonesia akan mendorong implementasi Five-Point Consensus, di mana salah satunya terkait bantuan kemanusiaan.
“Alhamdulillah keketuaan Indonesia mampu memfasilitasi AHA Center sehingga Joint Needs Assessment mampu diselesaikan yang sempat tertunda cukup lama karena masalah akses,” sambung Jokowi.
Jokowi berujar, sehari sebelumnya AHA Center didampingi tim monitoring ASEAN berupaya menyerahkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar. Namun, di tengah perjalanan terjadi aksi saling baku tembak.
“Yang ingin saya tegaskan bahwa hal ini tidak akan menyurutkan tekad ASEAN dan Indonesia untuk menyerukan kembali hentikan kekerasan. Stop using force, stop violence karena rakyat yang akan jadi korban. Kondisi ini tidak akan membuat siapa pun menang. Saya mengajak marilah kita duduk bersama ciptakan ruang dialog untuk mencari solusi bersama,” tukasnya.
Selanjutnya, di dalam KTT itu Indonesia akan mengusulkan untuk membahas evakuasi WNI dari Sudan. Presiden berujar, pemerintah telah berhasil mengevakuasi ratusan WNI dari Sudan.
Per hari ini, Senin (8/5/2023) jumlah WNI yang sudah dievakuasi sebanyak 969 orang. Sebanyak 936 di antaranya sudah pulang, dan 33 orang sudah berada di lokasi aman di luar wilayah Sudan. Dia berjanji, ke depan, perlindungan terhadap WNI akan terus diperkuat. (*) RAL