Demo Mahasiswa Samarinda Berlangsung Ricuh

THE ASIAN POST, SAMARINDA ― Aksi unjuk rasa oleh Mahasiswa Kalimantan Timur yang tergabung dalam aliansi Kaltim Bersatu di depan Gedung DPRD Kaltim, Samarinda, Senin, kembali berlangsung ricuh saat petugas mencoba membubarkan mereka karena batas waktu pukul 18.00 WITA telah terlewati.

Pantauan Antara di lokasi, mahasiswa tidak bergeming dengan peringatan aparat kepolisian dan tetap bertahan di sepanjang jalan depan kantor dewan tersebut, sehingga polisi menembakkan meriam air ke udara beberapa kali.

Akibatnya, sejumlah mahasiswa berhamburan menyelamatkan diri dan hanya sebagian yang masih bertahan di depan Gedung Dewan.

Aksi tersebut merupakan aksi lanjutan demo Mahasiswa Kaltim menolak revisi UU KPK dan RKUHP yang sudah dilakukan sebelumnya yakni pada Senin (23/9) dan Kamis (26/9).

Pada dua kali demo yang digelar sebelumnya, juga terjadi kericuhan, bahkan sempat terjadi beberapa korban baik dari pihak mahasiswa maupun aparat kepolisian.

Humas aliansi Kaltim Bersatu Aldo mengatakan bahwa pada aksi ini Mahasiswa Kaltim menuntut kepada Pemerintah dan DPR enam tuntutan.

Tuntutan mereka itu pertama, mendesak Presiden mengeluarkan Perpu terkait UU KPK. Kedua, tolak segala UU yang melemahkan demokrasi. Ketiga, tolak TNI dan Polri menempati jabatan sipil. Keempat, bebaskan aktivis pro demokrasi. Kelima, hentikan militerisme di tanah Papua dan Keenam, tuntaskan pelanggaran HAM, adili penjahat HAM, termasuk yang duduk di lingkaran kekuasaan.

Kericuhan pecah dalam demonstrasi yang berlangsung di Jalan Tentara Pelajar, Jakarta Barat, tepatnya di Perlintasan rel kereta Palmerah, dekat pintu belakang Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Senin (30/9).

Dalam kericuhan tersebut, aparat kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata, setelah demonstran terus memprovokasi dengan melemparkan batu dan botol mineral ke arah barikade aparat kepolisian.

Berdasarkan pantauan, ratusan massa yang didominasi pelajar berseragam putih abu-abu tersebut terus melempari aparat dengan berbagai benda tumpul, meski gas air mata terus ditembakkan berulang kali.

Demonstran yang terkonsentrasi di tengah perlintasan rel memanfaatkan batu-batu kerikil untuk menyerang aparat. Aparat yang sebelumnya bertahan, mulai maju merangsek ke arah demonstran.

Selain menggunakan gas air mata, aparat kepolisian juga menembakkan water cannon untuk memecah konsentrasi demonstran.

Kericuhan berlangsung sekitar lima menit. Demonstran yang mulai terdesak terpukul mundur menuju arah Jalan Palmerah Selatan dan Jalan Tentara Pelajar arah Slipi.

Suasana di sekitar lokasi masih belum terkendali. Asap putih gas air mata masih mengepul di tengah perlintasan rel kereta api Stasiun Palmerah. []

 

Politic
Comments (0)
Add Comment