Jakarta – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) berhasil membukukan kenaikan pendapatan sebesar 11,9%, dari Rp5,6 triliun pada kuartal III-2022 menjadi Rp6,3 triliun pada kuartal III-2023 (year on year/yoy). Dari total pendapatan Rp6,3 triliun, Mitratel berhasil membukukan laba bersih Rp1,43 triliun. Perolehan laba bersih ini naik 16,6% dari periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan positif ini didorong oleh peningkatan jumlah menara dan serat optik, baik secara organik maupun anorganik. Pertumbuhan kepemilikan menara ini berhasil diimbangi dengan kenaikan jumlah penyewa (tenant) sebesar 10,5% menjadi 55.704 tenant dari sebelumnya 50.390 tenant (yoy).
Sementara, jumlah kolokasi (penempatan perangkat telekomunikasi ke menara telekomunikasi bersama) naik 21,3% menjadi 18.613 dari sebelumnya 15.339 kolokasi (yoy). Sepanjang tahun ini, Mitratel juga berhasil memperpanjang serat optik menjadi 29.042 Km.
“Sejak sebelum initial public offering (IPO) sampai hari ini, kami terus memperbanyak jumlah menara dan serat optik, terutama di kawasan luar pulau Jawa. Kini, kami menikmati hasilnya dalam bentuk pertumbuhan jumlah penyewa dan kenaikan pendapatan,” ujar Theodorus Ardi Hartoko, Direktur Utama MTEL, kepada media di Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023.
Menurut Teddy, sapaan Theodorus Ardi Hartoko, tantangan perseroan ke depan adalah bagaimana meningkatkan produktivitas aset yang tercermin dari kenaikan tenancy ratio, dan efisiensi operasi termasuk melalui digitalisasi sehingga berdampak positif pada kenaikan marjin.
“Kami meyakini bahwa lanskap bisnis industri telekomunikasi ke depan akan ditandai dengan divestasi menara dan fiber optik milik industri MNO. Operator telekomunikasi melakukan hal itu karena ingin lebih fokus pada inovasi produk yang memberikan nilai tambah (added value) dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Perubahan ini tentu menjadi peluang bagi Mitratel untuk menjadi partner strategis dan tumbuh bersama mereka,” papar Teddy.
Selama sembilan bulan pertama 2023, lanjut Teddy, Mitratel membangun 481 menara baru serta menambah 1.192 menara melalui akuisisi. Sehingga, jumlah menara milik Mitratel hingga akhir September 2023 mencapai 37.091 menara. Pencapaian ini membawa Mitratel sebagai perusahaan TowerCo dengan jumlah menara terbanyak di Asia Tenggara.
Kata Teddy, sebaran menara Mitratel meliputi 15.505 menara di Jawa dan 21.586 menara berada di luar Jawa atau sekitar 58% dari total menara. Hal ini mendorong pertumbuhan penambahan tenant di luar Jawa sebesar 11%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang sebesar 10%.
“Hal ini menunjukkan bahwa strategi perseroan untuk ekspansi dan mengoptimalkan pertumbuhan di luar Jawa sesuai dengan strategi ekspansi dari operator seluler di Indonesia,” ujarnya.
Selain ekspansi di infrastruktur menara dan fiber optik serta fokus meningkatkan produktivitas aset, kata Teddy, Mitratel juga berupaya mengoptimalkan teknologi digital dalam bisnis proses. Hal ini memampukan perseroan memberikan services yang relevan dengan kebutuhan pelanggan sehingga memberikan nilai tambah lebih tinggi.
“Adopsi digital terus kami tingkatkan sehingga pelayanan kepada para mitra kami menjadi lebih presisi, lebih efektif dan jauh lebih efisien,” katanya.
Berbagai penyempurnaan itu, kata Teddy, berkontribusi pada peningkatan marjin EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi), dari 78,5% pada September 2022 menjadi 80,6% pada September 2023, serta berhasil mengerek laba bersih. DW