Catat, Ukhti! Ini Amalan Hidup Bahagia di Dunia, Ketika Mati Masuk Surga

Oleh: Drs Amir Ma’ruf, Imam Masjid As-Syarif BSD

Jakarta— Siapa tidak mau: hidup bahagia ketika di dunia, saat mati masuk surga? Apa mungkin? Kok enak sekali ya? Gimana caranya? Apa amalannya?

Tidak ada yang tak mungkin. Dan, Allah SWT menjanjikan itu. Kuncinya, Allah SWT ridho atas yang dilakukan umat-Nya.

Gimana caranya agar mendapat ridho-Nya? Ada beberapa amalan, yang bisa dilakukan, untuk mendapat ridho-Nya.

Satu, takutlah pada-Nya. Apa manifestasi ketakutan kita padanya? Ada dua: menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, insya Allah hidup akan bahagia: dunia akhirat. Manifestasi ketakutan yang berbuah takwa. Dan, takwa, tak ada lain ganjarannya: surga.

Dua, menahan diri dari hawa nafsunya. Itulah mengapa kita diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan.

Puasa adalah exercise terbaik untuk menahan diri, tak hanya dari keinginan untuk makan dan minum, juga dari hawa nafsu.

Takut dan menahan diri, dua hal yang dijanjikan Allah sebagai amalan bagi umat-Nya yang ingin hidup bahagia dunia-akhirat.

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sungguh, surgalah tempat tinggal-(nya).” (An Nazi’at 40-41)

Tiga, minta ampun kepada-Nya. Beristighfarlah. Apalagi dengan sesungguh-sungguh permintaan ampun: Sayyidul Istighfar.

Imam Al-Bukhari dalam Kitab Al-Adab Al-Mufrad meriwayatkan: orang yang membaca Sayyidul Istighfar akan menjadi penghuni surga. Seperti janji Rasulullah SAW:

“Barang siapa membacanya waktu sore lalu ia mati, maka ia akan masuk surga dan apabila membacanya di waktu pagi lalu mati, maka ia akan masuk surga pula.”

Janji yang tak perlu diragukan lagi, karena kesahihan hadits ini.

Empat, jangan iri dan dengki atas pemberian Allah kepada orang lain. Tetangga beli mobil baru, tak perlu iri, apalagi dengki. Turutlah bahagia, selaiknya hati tetangga.

Ingatlah kisah Anas bin Malik. Rasulullah SAW menjanjikan sahabat Anshor-nya itu sebagai salah satu calon penghuni surga.

Padahal, orang tahu, dia tidak pernah melakukan amal saleh istimewa apapun. Dia bahkan tidak salat malam. Lantas apa yang membuatnya mencapai derajat mulia sebagai calon penghuni surga?

“Karena dia tidak pernah memiliki rasa dengki terhadap pemberian Allah kepada orang lain, seumur hidupnya,” jawab Rasulullah.

Masya Allah.

Di bulan Suci Ramadhan seperti sekarang ini, waktu terbaik untuk kita, menjalankan amalan-amalan pembuka pintu surga.

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mendapat ridho-Nya. (*) DW

*) Disampaikan dalam Tausyiah Salat Tarawih di Masjid Al Muhajirin Catalina, Gading Serpong, Tangerang, Senin, 27 Maret 2023

masuk surgaramadanreligi
Comments (0)
Add Comment