Jakarta— PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN membidik perolehan laba bersih tumbuh 10% atau menjadi sekitar Rp3,3 triliun pada tahun ini.
Laba tersebut berasal dari penyaluran pembiayaan yang ditargetkan tumbuh 8%-10%. Di tahun ini pula, BTN menargetkan peningkatan pada Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diyakini tumbuh 8%-10%, disusul perbaikan pada rasio kredit bermasalah atau NPL gross pada kisaran 3% di 2023.
Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu mengungkapkan, untuk mencapai target itu, perseroan telah menetapkan arah kebijakan umum, yaitu perluasan bisnis berbasis ekosistem perumahan
“Di antaranya dengan mengoptimalkan kontribusi pada program KPR Subsidi serta meningkatkan KPR Non Subsidi melalui kerja sama developer,” kata Nixon dalam konferensi pers, Kamis (16/3/2023).
Lebih lanjut, katanya, perseroan akan mengoptimalkan kontribusi agen properti, mengembangkan skema KPR yang menjaring generasi milenial dan meningkatkan kredit high yield (KRING, KAR, KUR) beyond mortgage melalui cross selling kepada nasabah captive.
Di samping itu, emiten berkode saham BBTN ini akan fokus menghimpun dana murah yang berasal dari DPK untuk meningkatkan CASA di segmen ritel dan institusi dan membangun kapabilitas untuk peningkatan CASA di segmen wholesale banking.
Pada tahun ini, pengembangan sumber pertumbuhan baru menjadi perhatian perseroan. Beberapa upaya yang dilakukan ialah mempercepat implementasi inisiatif digital banking dan digitalisasi proses secara masif yang mendukung pengembangan bisnis berbasis ekonomi perumahan.
“BTN juga meningkatkan fee berbasis layanan dan transaksional. Terutama pada bisnis wealth management, digital banking dan corporate. Terakhir, mempercepat penyelesaian kredit macet dan melanjutkan inisiatif penjualan aset secara bulk,” sambung Nixon.
Nixon optimistis semua kebijakan umum perseroan di 2023 tersebut bisa dilaksanakan untuk mencapai target yang telah ditentukan.
Sementara itu, Direktur Finance, Planning, & Treasury bank BTN Nofry Rony Poetra mengungkapkan, tahun ini BTN akan melakukan aksi korporasi dengan mencari pendanaan dari pasar modal.
Kata dia, saat ini perseroan tengah menyiapkan dua skema pendanaan, pertama, menerbitkan efek beragun aset (EBA). Kedua, penerbitan obligasi.
BTN akan menerbitkan EBA pada kuartal II/2023 senilai Rp500 miliar, disusul penerbitan obligasi senilai Rp1 triliun pada kuartal III/2023. Himpunan dana dari pasar modal dan obligasi dilakukan untuk mendukung kredit dan bisnis BTN. (*) RAL