Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (bank bjb) mengejar pertumbuhan anorganik dengan membentuk kelompok usaha bank (KUB) dengan bank pembangunan daerah (BPD) lain.
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi menilai selain dapat mengoptimalkan kinerja antar BPD pertumbuhan anorganik melalui KUB juga relatif lebih menarik. Hal ini dikarenakan bank daerah dapat saling memanfaatkan sinergi antar bank daerah.
“Kalau kita ber KUB tentu bank bjb akan tumbuh secara anorganik tapi juga kami melihat potensi dari tumbuh anorganik ini jauh lebih aman,” ujar Yuddy kepada Infobank secara virtual, Jumat 8 April 2022.
Apalagi, Saat ini aset seluruh BPD jika digabung sudah menjadi lima bank terbesar di Indonesia dari sisi aset. Pada 2021, total aset industri BPD mencapai Rp867,71 triliun, dengan total kredit mencapai Rp527,13 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) Rp689,08 triliun.
Yuddy mengungkapkan, selama ini pun bank bjb sudah melakukan sinergi dengan sejumlah BPD dalam berbahai hal, mulai dari sindikasi pembiayaan hingga infrastruktur digital. Hanya saja dengan KUB ini kerjasama yang dibangun akan lebih luas lagi, misalnya kolaborasi dalam agen Laku Pandai.
“Selama ini sebenarnya kami dengan BPD-BPD itu sudah bekerja sama, misalnya di infrastruktur digital seperti layanan Samsat dan sebagainya. Beberapa BPD sudah menggunakan engine bank bjb untuk infrastruktur digitalnya,” ujar Yuddy.
Selain dengan menginisiasi KUB, bank bjb juga sebelumnya telah melakukan aksi penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (right issue) nilai total mencapai Rp924,99 miliar. Right issue yang dilakukan pada akhir Maret 2022 itu berjalan sukses bahkan bahkan oversubscribe 100,48% atau setara dengan 682.656.525 saham seri B yang diterbitkan.
Hingga akhir 2021, bank bjb memiliki total aset Rp158,35 triliun atau naik 1,57% dsri 20221. Sedangkan total kredit yang disalurkan juga naikb1,76% menjadi Rp102,23 triliun dan DPK Rp121,64 triliun atau naik 1,63% dari tahun sebelumnya. (*) Dicky F.