Biar Ekonomi Indonesia Lari Kencang, Ini Kunci Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru, Yuk Simak

Jakarta— Di bawah bayang-bayang resesi global, ekonomi Indonesia masih berpeluang untuk bertumbuh di beberapa sektor bisnis tanpa mengenyampingkan dampak ancaman yang akan terjadi.

Sejumlah faktor kunci sumber pertumbuhan ekonomi baru, dinilai akan mengakselerasi kinerja ekonomi dalam negeri.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebutkan, hilirisasi sumber daya alam (SDA) menjadi kunci pertama yang membawa ekonomi Indonesia naik tingkat. Pandangan itu ia sampaikan saat mengulas outlook ekonomi Indonesia di acara OCBC NISP Business Forum-Indonesia to The Next Level di Jakarta, Selasa (21/3/2023).

“Kita bangun industrinya di dalam negeri, bangun pengolahannya, bangun kegiatan-kegiatan lanjutan di dalam negeri. Kita buat supaya pertumbuhan ekonomi lebih kuat. Kita punya sumber daya alam jangan dijual mentah. Buka kegiatan ekonomi buka hilirisasi lebih lanjut,” ungkapnya.

Selanjutnya, kata dia, dengan mengutamakan penggunaan produk lokal. Di tahun ini, serapan belanja dari APBN diprioritaskan untuk menggunakan produk besutan dalam negeri.

Tak hanya produk lokal, katanya, pemberdayaan UMKM menjadi jangkar untuk menciptakan tambahan kegiatan ekonomi di berbagai macam bidang, termasuk pada kegiatan di sektor hilirisasi yang tengah digencarkan pemerintah.

“Kita ambil produk lokal. Tadi Ibu Dirut [OCBC NISP Parwati Surjaudaja] mengatakan mengenai UMKM. Semakin banyak yang kita beli dari UMKM, kita akan makin kuat. UMKM kita ingin supaya naik kelas terus. Yang mikro jadi kecil, yang kecil jadi menengah, yang menengah jadi besar, semuanya kalau bisa ekspor,” sambungnya.

Kunci ketiga, sambungnya, yakni dengan mempercepat ekonomi digital. Dia menilai, ekosistem digital akan berjalan semakin agresif setiap tahunnya.Sebagai contoh ialah di bidang marketplace.

Saat ini saja, Indonesia telah memiliki dua decacorn, sembilan unicorn, dan menjadi negara dengan jumlah startup terbanyak ke-6 di dunia. Demikian dengan transaksi ekonomi digital Indonesia yang tercatat tumbuh kuat di 2022 sebesar 22% year in year (yoy).

PLTS di lahan seluas 28,2 hektare di kawasan kompleks perumahan pekerja PHR di WK Rokan. (Foto/NET)

Selain itu, investasi di sektor energi hijau juga harus menjadi perhatian serius. Suahasil mendorong industri/korporasi dan investor untuk terlibat dalam transisi menuju ekonomi hijau mengingat kebutuhan energi naik begitu cepat. Ditambah, pemerintah menargetkan sustainable finance pada 2025.

“Selain itu, kita merancang saat ini bagaimana kita mentransisikan kebutuhan listrik kita, dari sekarang yang banyak pakai batubara menjadi lebih hijau. Kita mendesain berbagai macam transition energy mechanism, kerja sama dengan pihak internasional supaya bisa mendorong Indonesia makin menuju ekonomi hijau,” jelasnya. (*) RAL

BUMNKemenkeukreditMenkeuOCBC NISPSuahasil nazara
Comments (0)
Add Comment