THE ASIAN POST, YOGYAKARTA – Mengatasi defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang meningkat 3,31 persen (yoy) pada 2018, Bank Indonesia (BI) mendorong reformasi struktural di sektor pariwisata.
Seperti yang dijelaskan Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi dan Keuangan BI DKI Jakarta, Djoko Raharto pada acara media gathering BI di Yogyakarta, Senin (15/7).
“Ini yang menjadi PR kita, reformasi struktural itu yang sedang kita dorong terus,” ujarnya.
Djoko menambahkan, reformasi struktural perlu dilakukan salah satunya pada sektor pariwisata, karena sektor ini merupakan penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia.
“Salah satunya untuk mendorong perekonomian adalah pariwisata. Untuk Jakarta, fokusnya yaitu di objek Kota Tua dan Kepulauan Seribu,” tambahnya.
“Kita berharap bisa menjadi mitra untuk mengawal perekonomian DKI. Menjadi tugas kita bersama-sama juga untuk mendorong sektor pariwisata nasional,” tutupnya. (*) Bagus Kasanjanu