Jakarta – Kebutuhan masyarakat akan kredit bisa dikatakan telah menjadi kebutuhan primer. Kredit telah menjadi solusi utama di tengah masyarakat untuk membeli barang maupun mengumpulkan modal kerja atau usaha. Tak heran bila berbagai pihak ramai-ramai menyediakan beragam layanan kredit. Seperti salah satunya yang sedang trending saat ini, munculnya jasa penyaluran kredit oleh fintech.
Salah satu lembaga jasa keuangan yang juga memiliki beragam produk kredit adalah PT Bank Sulteng (Bank Sulteng). Sebagai bank pembangunan daerah Sulawesi Tengah yang telah berdiri setengah abad, Bank Sulteng tahu betul mapping kebutuhan nasabahnya. Bank Sulteng menyediakan beragam produk kredit dengan suku bunga yang bervariasi untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya.
Beragam produk kredit Bank Sulteng terdiri atas kredit modal kerja dengan suku bunga 14%, kredit jangka pendek dengan suku bunga 16,50%, kredit jangka menengah dengan suku bunga 16%, kredit investasi dengan suku bunga 15%, kredit usaha rakyat (KUR) dengan suku bunga 13%, kredit multiguna Jangka Waktu 1 Tahun s.d 8 Tahun dengan suku bunga 10%, kredit multiguna Jangka Waktu 8 Tahun s.d 10 Tahun dengan suku bunga 10,50%, dan kredit multiguna Jangka Waktu 10 Tahun s.d 12 Tahun dengan suku bunga 10,75%.
Di samping itu, masih ada kredit pemilikan rumah (KPR) yang menyediakan kredit untuk tipe rumah 36 melalui program pemerintah, dimana dengan suku bunga sebesar 7,25% (Flat Selama masa angsuran). Serta suku bunga 10% selama satu tahun, dan mengikuti suku bunga yang berlaku di tahun berikutnya.
Bank Sulteng yang telah bergabung dengan grup konglomerasi Chairul Tanjung, CT Corpora, akan semakin kuat dalam hal permodalan ke depannya. Kualitas penyaluran kredit Bank Sulteng pun berpotensi menguat.
“Dengan holding (KUB) ini, kami juga mengharapkan bahwa pencapaian modal inti sebesar Rp3 triliun di tahun 2024 dapat segera tercapai, karena kami juga sudah ber-KUB dengan salah satu holding dari grup Chairul Tanjung, yaitu CT Corpora,” ucap Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis Bank Sulteng Mohammad Hasan Laminula, kepada Infobanknews, beberapa waktu lalu.
Penulis: Steven Widjaja