Jakarta—Badan Pangan Nasional (Bapanas) menjamin ketersediaan stok pangan nasional hingga Hari Raya Idul Fitri 2023, kendati beberapa komoditas masih diimpor.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo menjelaskan, neraca pangan nasional sampai akhir Mei 2023 dalam kondisi yang baik. Dia melaporkan, total ketersediaan beras hingga Mei 2023 akan mencapai 20,54 juta ton, di mana produksi dalam negeri berkontribusi sebesar 15,48 juta ton, sedangkan sisanya dipasok dari kegiatan importasi sebesar 500 ribu ton yang dilakukan di Maret-Mei 2023.
“Sehingga dapat dipastikan sampai akhir HBKN [Hari Besar Keagamaan Nasional] stok pangan tercukupi. Namun perlu diperhatikan, bahwa harus segera diakselerasi pemasukan komoditas yang masih bergantung dengan pasokan dari luar negeri seperti daging [sapi] ruminansia, gula, bawang putih, dan kedelai,” ungkap Arief saat dalam RDP dengan Komisi IV DPR, Senin (3/4/2023).
Kebutuhan beras Maret-Mei mencapai 12,8 juta ton, di mana pada rentang waktu tersebut konsumsi beras menjadi terkerek disebabkan tingginya konsumsi domestik memasuki Lebaran. Sementara, kata dia, untuk saat ini terdapat sekitar 4 juta ton beras di Bulog yang berasal dari stok carry over dari 2020-2022.
“Carry over beras itu 2,13 juta ton di 2020, sebanyak 1,31 juta ton di 2021, dan sebanyak 1,34 juta ton di 2022. Kenapa harga masih tinggi? Jadi di enam bulan terakhir dari Agustus 2022-Januari 2023 produksi di bawah setara beras,” ungkapnya.
Berdasarkan catatan Arif, beberapa komoditas dalam negeri belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan nasional. Misalnya, stok bawah putih, petani hanya mampu memproduksi 9.188 ton sepanjang Januari hingga Mei 2023, sedangkan konsumsi Maret sampai Mei 2023 mencapai 279.388 ton.
Hal serupa juga terjadi pada komoditas gula, di mana petani hanya bisa menghasilkan 286.019 ton dari Januari hingga Mei 2023, sedangkan kebutuhan Maret sampai Mei 2023 ditaksir sebesar 1,41 juta ton.
Di komoditas yang lain seperti kedelai, petani lokal hanya bisa berkontribusi sebesar 91.458 ton, sementara pada Maret sampai Mei 2023 konsumsi akan meroket hingga 509.800 ton.
Tak hanya itu, pasokan daging lembu dari produsen lokal tampak masih kurang. Peternak hanya mampu memproduksi daging lembu mencapai 205.635 ton dari Januari sampai Mei 2023, atau kurang dari konsumsi Maret hingga Mei 2023 yang mencapai 383.303 ton.
Berangkat dari kurangnya produksi di tingkat petani lokal, Arif beralasan, pemerintah perlu melakukan impor sejumlah komoditas untuk menutupi kekurangan tersebut agar nantinya dapat mencukupi kebutuhan masyarakat memasuki musim Lebaran. (*) RAL