Banyak Ormas Ganggu Multifinance, Ketua APPI Ajak Pelaku Industri Lawan Premanisme

Jakarta – Belum lama ini, industri multifinance menghadapi tantangan berupa premanisme dan organisasi masyarakat (ormas) yang mengganggu debitur atau perusahaan pembiayaan itu sendiri. Hal ini membuat resah baik itu nasabah maupun para pemain di industri.

Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), sudah mendengar berbagai cerita soal peristiwa ormas yang mengganggu perusahaan pembiayaan. Bahkan, ada kasus di mana kantor perusahaan didatangi oleh ormas yang tidak senang dengan tindakan pelaku industri.

“Ada 400 kegiatan ormas di seluruh Indonesia yang mengganggu kegiatan kami. (Misal), kami eksekusi 1 kendaraan, dan yang digeruduk bukan hanya 1 kantor. Tapi, kalau di daerah itu ada banyak cabangnya, semua cabang digeruduk,” terang Suwandi dalam acara Infobank Non-bank Financial Forum 2025: Pengawasan Dan Pengaturan untuk Pertumbuhan Industri Asuransi & Pembiayaan yang Sehat dan Berkelanjutan di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Jumat, 1 Agustus 2025.

Menghadapi situasi seperti ini, Suwandi mengajak pelaku industri untuk tetap optimis dan ikut bekerja sama memberantas premanisme. Suwandi yakin, Tuhan tidak akan diam melihat kondisi ini. Dan pelaku multifinance juga harus bertindak menyelesaikan masalah.

APPI terus berkolaborasi dengan regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) demi menghentikan kegiatan meresahkan itu. Dengan demikian, Suwandi menegaskan perilaku yang tidak mengenakan tersebut harus ditindak tegas secara hukum.

“Di industri ini, hukum harus kita tegakkan dan harus kita mainkan dengan baik. Percaya kalau kita bersatu bersama, kita bisa (menyelesaikan masalah). Tentunya, dengan bekerja sama dengan OJK,” ungkap Suwandi.

Hasilnya, ada ormas yang sudah mendapat tindakan dari aparat penegak hukum. Suwandi bilang, kalau ormas meresahkan ini sudah beritikad baik dan mau meminta maaf kepada perusahaan pembiayaan yang menjadi korban aksi premanisme. SW

APPImultifinanceOrmaspremanisme
Comments (0)
Add Comment