Jakarta – Bank of China melaporkan kinerja keuangan paruh pertama tahun 2025 dengan pertumbuhan aset yang solid.
Hingga Juni 2025, aset perseroan tercatat mencapai Rp74,95 triliun, naik 9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp68,75 triliun.
Pertumbuhan aset didorong oleh inisatif bank untuk meningkatkan penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp18,88 triliun dari yang sebelumnya Rp12,37 triliun.
Demikian dengan pembiayaan yang disalurkan turut menunjukkan pertumbuhan signifikan. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penyaluran kredit bank pada Juni 2025 mencapai Rp28,42 triliun, atau melesat 26,64 persen dibandingkan tahun lalu yang berada di posisi Rp22,44 triliun.
Pertumbuhan tersebut juga terlihat dari dana pihak ketiga (DPK). Tabungan tercatat sebesar Rp1,27 triliun dan deposito Rp8,38 triliun. Sementara giro menjadi penopang utama dengan kontribusi hingga Rp48,42 triliun.
Pada periode yang sama, pendapatan bunga bersih tercatat Rp1,21 triliun yang membuat bank berhasil memeroleh laba bersih tahun berjalan Rp807,24 miliar.
Dari sisi rasio penting, Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank of China meningkat ke posisi 48,30 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 34,50 persen. Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross tercatat 2,80 persen, sementara NPL net tetap terjaga di level 0,00 persen.
Pengelolaan aset juga tercermin dari Return on Asset (ROA) yang berada di angka 2,80 persen dan Return on Equity (ROE) mencapai 12,34 persen. Net Interest Margin (NIM) tercatat 3,29 persen.
Di sisi permodalan, Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terjaga sangat kuat pada level 44,26 persen. Kinerja tersebut menunjukkan bagaimana Bank of China tetap menjaga keseimbangan antara ekspansi kredit, penguatan aset, serta kehati-hatian dalam menjaga kualitas pembiayaan. (*) RAL