Agromaritim, Industri Masa Depan Indonesia Pasca-Pandemi Covid-19

Jakarta – Ada yang ingat lagu “Kolam Susu” karya Koes Plus? Lagu tersebut adalah satu di antara lagu-lagu yang menceritakan keindahan, kesuburan, dan kehebatan Tanah Air kita, Indonesia, sebagai negara agraris dan maritim.

Kondisi seperti inilah yang mengundang para penjajah datang ke Indonesia.

Belanda, misalnya, datang dengan niat awal untuk melakukan perniagaan produk-produk pertanian berupa rempah-rempah.

Saking hebatnya produk pertanian Indonesia saat itu, indah pemandangannya, dan strategisnya posisi maritim Indonesia, syahwat mereka untuk menguasai Indonesia pun muncul.

Jadilah mereka menjajah Indonesia selama lebih dari 3,5 abad.

Bagaimana dengan Indonesia saat ini?

Lahan pertanian memang sudah mulai berkurang. Namun demikian, pertanian saat ini tidaklah tergantung kepada luasan lahan yang ada.

Banyak teknologi pertanian yang dapat digunakan untuk mengembangkan pertanian di lahan yang terbatas, seperti teknologi hidproponik, aquaponik, aeroponik, hingga rekayasa genetika.

Pada sisi yang lain, potensi maritim Indonesia juga sangatlah luar biasa. Dari 5 juta km2 lebih luas wilayah Indonesia, 71%-nya adalah perairan. Potensi ini memberikan kesempatan yang luas untuk pengembangan konsep agromaritim di Indonesia.

Konsep ini bertujuan untuk memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan bidang pertanian dan kelautan, yang akan berdampak kepada peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan Indonesia.

Apa hebatnya industri agromaritim?

Baiklah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, mungkin kita harus bisa mengidentifikasi industri apa saja yang bertahan bahkan berkembang di tengah badai pandemi Covid-19 saat ini?

Industri kesehatan dan alat-alat kesehatan pasti, industri distribusi iya. Bagaimana dengan industri makanan, minuman, dan obat-obatan herbal?

Buah dan sayur segar yang kita masak, daging dan ikan serta nasi yang kita makan, kopi, teh, coklat, dan susu yang kita minum, itu semua adalah contoh produk agromaritim.

Obat cair untuk mengatasi masuk angin, minyak kayu putih, dan anti-diare hingga minyak ikan adalah sebagian dari obat-obatan herbal dan suplemen makanan produk agromaritim.

Minyak goreng, tepung terigu, hingga berbagai bahan pembuatan roti dan biskuit, itu semua juga produk agromaritim.

Ikan segar, ikan dalam kaleng, ikan asin, hingga abon ikan, merupakan produk agromaritim yang juga akrab dengan kita.

Tidak hanya itu, aneka bahan kosmetik seperti kitin dan kitosan, hingga bahan campuran untuk pasta gigi seperti siwak, habbatussauda, dan minyak zaitun juga adalah contoh produk agromaritim.

Usaha kuliner hingga agrowisata adalah bentuk lain dari industri agromaritim, tepatnya di bidang jasa.

Keren kan industri agromaritim?

Berdasarkan data dari laman Data Industri, pertumbuhan industri makanan dan minuman tahun 2020 adalah 1,58% dibandingkan tahun 2019.

Secara keseluruhan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dari bidang pertanian pada kuartal IV tahun 2020 tumbuh sebesar 2,59% dan lapangan usaha bidang pertanian juga tumbuh sebesar 1,75%.

Demikian pula dengan bidang perikanan. Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, mencatat bahwa bidang ini mengalami peningkatan ekspor sebesar 4,15% selama periode Januari – April 2021.

Sementara itu, bidang pertambangan, konstruksi, perdagangan, dan industri lainnya mengalami pertumbuhan negatif.

Lantas potensi apa lagi yang dimiliki Indonesia untuk mengembangkan industri agromaritim pascapandemi Covid-19?

Sejatinya, potensi sumber daya manusia (SDM) agromaritim di Indonesia sangatlah melimpah. Kita memiliki banyak perguruan tinggi di bidang agromaritim.

Sebut saja misalnya Institut Pertanian Bogor (IPB). Tidak hanya IPB, masih banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang juga membuka program studi bidang agromaritim.

Belum lagi sekolah kedinasan milik pemerintah. Tidak hanya di level perguruan tinggi, namun juga di level Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Lembaga-lembaga tersebut, tidak hanya memiliki SDM namun juga memiliki lembaga riset yang mumpuni untuk pengembangan agromaritim dan industrinya.

Tidak hanya pemerintah, perusahaan swasta juga banyak yang memiliki lembaga riset agromaritim. Mantap kan?

Untuk itu, agar pemulihan ekonomi pascapendemi Covid-19 ini dapat segera diwujudkan, maka salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah fokus mengembangkan industri agromaritim.

Pemerintah dan lembaga terkait lainnya, dengan seluruh potensi agromaritim yang ada, dapat menginisiasi pengembangan industri agromaritim.

Pengembangan aneka produk agromaritim menjadi pilihan yang tidak diragukan lagi pascapendemi Covid-19 ini.

Peluang pasar untuk produk-produk industri agromaritim semakin terbuka lebar seiring dan sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dunia.

Banyak produk agromaritim yang merupakan produk untuk memenuhi kebutuhan primer manusia.

Tidak hanya itu, pengembangan industri agromaritim sebagai industri hilir, juga akan mendorong pengembangan bidang agromaritim di bagian hulu. Industri pakan ternak dan pupuk organik contohnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan industri agromaritim bisa menjadi alternarif solusi untuk kebangkitan ekonomi Indonesia pascapandemi Covid-19.

Di tengah hempasan badai pandemi Covid-19 dan krisis multidimensi tahun 1998 saja, industri agromaritim mampu bertahan, bahkan tumbuh dan berkembang.

Apalagi dalam kondisi yang normal atau era new normal pascapandemi Covid-19 nanti. So, masa depan Indonesia, ada di industri agromaritim.

*) Oleh Dr. Abidin, doktor bidang Teknik dan Sistem Industri Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Ketua Program Studi Teknik Industri Universitas Budhi Dharma (UBD) Tangerang.

agromaritim
Comments (0)
Add Comment