4 Faktor Pemicu Long Covid Pada Seseorang

Long Covid menjadi momok menakutkan untuk sebagian orang yang pernah terkonfirmasi positif Covid-19. Long Covid sebagai sejumlah gejala Covid-19 yang masih terus muncul berbulan-bulan sesudah seseorang dinyatakan sembuh ini tentu mengganggu kualitas hidup seseorang.

Namun demikian, belum lama ini sekelompok dokter telah menerbitkan hasil penelitian yang mengungkapkan 4 faktor utama penyebab timbulnya long Covid pada seseorang.

Keempat faktor itu, yakni level banyaknya virus Corona yang menginfeksi tubuh pertama kali, adanya autoantibody – sel antibody yang menyebabkan lupus dan rheumatoid arthritis, pengaktivan kembali virus Epstein-Barr – virus yang menginfeksi banyak orang dan menjadi tak aktif lagi, serta adanya penyakit bawaan diabetes tipe 2.

“Penelitian ini akan menjadi bekal bagi kita untuk menangani gejala long Covid lebih dini, sejak seseorang dinyatakan terinveksi Covid-19,” ujar Jim Heath selaku Kepala Penelitian Long Covid dan Presiden Institut Sistem Biologi, sebuah organisasi riset biomedis nonprofit yang bermarkas di Seattle, seperti dikutip New York Times, Selasa (25/1/22).

Penelitian yang melibatkan banyak institusi itu menjadikan 209 pasien Covid-19, berusia 18 sampai 89 tahun, sebagai objeknya. Mereka adalah orang yang terinfeksi Covid-19 pada tahun 2020 dan awal 2021. Para peneliti menganalisa darah dan hasil tes swab ketika pasien pertama kali terdiagnosa, selama masa krisis infeksi, dan dua hingga tiga bulan setelahnya.

Mereka menemukan 20 gejala berhubungan dengan long Covid, seperti fatigue, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan untuk menarik napas panjang. Faktor terbesar pemicu long Covid adalah autoantibody, yang ditemukan dua per tiga dari para pasien Covid tersebut. Lalu, setiap tiga faktor lainnya muncul sebagai pemicu untuk sepertiga kasus, dan sisanya adalah kasus campuran keempat faktor tersebut yang ditemukan pada sejumlah pasien long Covid.

Peneliti juga memperkuat data dengan melibatkan 100 pasien lainnya, yang kebanyakan menderita gejala ringan Covid-19, serta membandingkan hasil temuannya dengan data dari 457 orang sehat.

“Riset ini komprehensif, dan menjadi sumber yang sangat baik bagi mereka yang tengah mempelajari long Covid,” terang Akiko Iwasaki selaku imunologist dari Yale University, yang tak terlibat dalam penelitian.

“Lebih cepat kita bisa mengeliminasi virus tersebut, maka semakin kecil kemungkinannya untuk berkembang menjadi autoimunitas, yang menyebabkan long Covid,” tambah Iwasaki.

Banyak ahli menyimpulkan dari penelitian tersebut bahwa karena banyak kasus long Covid yang terjadi akibat banyaknya level virus yang menginfeksi pertama kali, maka penggunaan antivirus sesegera mungkin setelah diagnosa diperkirakan dapat mencegah timbulnya long Covid.

 

long covid
Comments (0)
Add Comment